heartbeat

Sunday, September 11, 2016

IKHLAS - Kisah Tauladan Nabi Ibraham AS

IKHLAS

( Kisah Tauladan Nabi Ibrahim as ) 



Bagaimana beliau ikhlas atas perintah Tuhan-Nya. Meniggalkan apa yang memang bukan miliknya. Dan dari penggalan kisah ini kita belajar bagaimana ikhlas... 

Memberikan yang memang bukan milik kita, dan memang kita benar benar tidak memiliki apapun, sebagaimana diri kita yang juga bukan milik kita. 

Hajar protes. Mengapa suaminya meninggalkan dia dan anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan. Seperti jamaknya dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra. 

Hajar mengejar Ibrahim, suaminya, dan berteriak : "Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup? " Ibrahim terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh. Remuk redam perasaannya tercepit antara pengabdian dan pembiaran. 

Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail, kali ini dia setengah menjerit, dan jeritannya menembus langit, " Apakah ini 
perintah Tuhanmu ? " kali ini Ibrahim sang Khalilullah, berhenti melangkah. 

Dunia seolah berhenti berputar. Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim. Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah. 
Pertanyaan atau lebih tepatnya guguatan Hajar membuat semuanya terkesiap.

Ibrahim membalik tegas, dan berkata "iya"!. Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam.
Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang menggetkan semuanya : malaikat , butir pasir dan angin.

" Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah, tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir. Tuhan akan menjaga kami." Ibrahim pun beranjak pergi. 

Dilema itu punah sudah, ini  sebuah pengabdian, atas nama perintah, bukan pembiaran. 

Peristiwa Hajar dan Ibrahim adalah romantisme keberkahan.


Itulah Ikhlas.

Ikhlas adalah wujud sebuah keyakinan mutlak, pada Sang Maha Mutlak. 

Ikhlas adalah kepasrahan, bukan mengalah apalagi menyerah kalah. Ikhlas itu adalah engkau sanggup berlari melawan dan mengejar, namun engkau memilih patuh dan tunduk kepada perintah Allah SWT. 

Ikhlas adalah sebuah kekuatan menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai. 

Ikhlas adalah memilih jalan-Nya, bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain. 

Ikhlas bukan lari dari kenyataan. Ikhlas bukan karena terpaksa. 

Ikhlas bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengakullasi hasil akhir. 

Ikhlas tak pernah berhitung, tak pernah pula menepuk dada. 

Ikhlas itu tangga menuju-Nya. Mendengar perintah-Nya, mentaati-Nya. Ikhlas adalah ikhlas, titik. 

" belum cukupkah engkau memahami apa itu ikhlas dari perginya Hajar dan diamnya Ibrahim ?" 

Dan aku, kamu , serta kita... Semuanya tertunduk pasrah bersama Malaikat, butir pasir dan angin.